Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Banyak Pria Merawat Diri Kesalon

Written By Kom Limpulnam on Jumat, 20 April 2012 | 20.03

Banyak Pria Merawat Diri Kesalon SALON bukan lagi milik wanita. Kini kaum pria pun tak sungkan untuk mampir ke tempat itu, apakah hanya sekadar potong rambut, creambath, menghitamkan rambut atau facial.

Buat pria, merawat diri ke salon karena tuntutan untuk tampil prima dan dandy. Apalagi buat mereka yang punya posisi penting, sebagai manajer atau direktur di perusahaannya, perkara penampilan nampaknya sangat penting. Sehingga pergi ke salon, bukan lagi hal yang tabu.

"Sekarang pria tidak malu lagi merawat diri ke salon. Tidak sekadar memotong rambut, tapi ada juga yang creambath, manicure ataupun pedicure," cerita Sugimartono membuka obrolan kepada okezone, Jumat (18/1/2008).

Menurut Sugi, kebiasaan seperti itu wajar saja dilakukan oleh pria masa kini. Apalagi dengan tuntutan profesi, mereka pastinya tidak ingin penampilannya terlihat buruk di hadapan orang lain.

"Meski tidak secara khusus sebagai salon untuk pria, tapi di salon saya juga ramai dikunjungi konsumen pria. Tapi kebanyakan sih mereka sekadar potong rambut," kata Sugi.

Melengkapi pernyataan Sugi, bintang iklan dan presenter cantik Artika Sari Devi juga setuju bahwa pria harus tampil rapi. Mereka tidak harus ke salon untuk merawat diri, tapi cukup membiasakan diri dengan gaya hidup sehat.

"Aku punya banyak teman yang suka ke salon. Enggak cuma creambath aja lho, tapi juga manicure atau pedicure segala," cerita Tika-panggilan Artika Sari Devi.

Tika tidak menganggap eneh kebiasan mereka itu, karena setelah melakukan perawatan mereka tetap bersikap layaknya lelaki.
"Alasan mereka ke salon sih demi kesehatan dan kebersihan badan. Selebihnya aku enggak tahu lho," canda Puteri Indonesia 2004 ini.

Sementara soal kebiasaan sang kekasih Baim, Tika mengaku masih wajar. Baim di mata Tika belum masuk kategori pria metroseksual.

"Ke salon sih pernah beberapa kali dan sama aku. Kita berdua biasa creambath bareng atau pijit refleksi," ucap Tika.

Sejauh ini Tika tidak membuat larangan khusus buat Baim untuk merawat diri ke salon. Buatnya, pria juga mesti bisa tampil menarik, bersih, dan rapi.

"Mau creambath atau potong rambut sih masih oke aja. Tapi kalau sampai Baim mau luluran segala, aku mesti berpikir jangan sampai itu terjadi. He-he-he," tukas wanita kelahiran 29 September 1979. Banyak Pria Merawat Diri Kesalon
20.03 | 0 komentar | Read More

Busana Fashion Berpesta Pria

Busana Fashion Berpesta Pria BUSANA warna-warni memang selalu identik dengan wanita. Tapi bagi pria, tampilan seperti ini bisa juga dijadikan kostum wajib saat berpesta.

Busana kreasi desainer Jazz Passay, misalnya. Rancangan ditampilkan di ajang Jakarta Fashion Tendance (JFT) 2008 ini memang cukup mengundang perhatian, karena menampilkan model pakaian yang tak lazim dipakai oleh pria pada umumnya. Busananya sangat berkesan meriah, dengan pilihan warna cerah bermotif polkadot.

Menurutnya, rancangannya ini diadaptasi dari beberapa film. Namun, kali ini bergaya retro, yakni "Hairspray" dan "Austin Power". Karena itu, dalam koleksi terbarunya, Jazz banyak menampilkan bentukan busana khas tahun 1960-an.

Meskipun begitu, Jazz tetap melakukan modifikasi di sana-sini untuk membuat tampilan yang lebih segar. Tidak ketinggalan, dia juga menyajikan sentuhan tradisional melalui permainan tenun ikat, yang dikombinasikan dengan katun, denim, dan kulit.

Adapun bentuk busananya tidak jauh dari kesan retro, yang terwakili oleh model celana panjang berpotongan loose yang dipadukan dengan atasan panjang berkerah lebar, khas tahun 1960-an.

Untuk menegaskan tampilan lebih menarik, Jazz masih menyertakan artikel jas lengan panjang dengan potongan longgar. Sementara kain ikat dari Nusa Tenggara, yang difungsikan sebagai syal, mampu mendongkrak penampilan jadi lebih menarik Busana Fashion Berpesta Pria
20.01 | 0 komentar | Read More

Hidup Sehat Tanpa Operasi

Hidup Sehat Tanpa Operasi MEMBENTUK tubuh dengan metode bedah plastik memang sudah marak dilakukan oleh wanita zaman sekarang. Mereka tidak perlu lagi sembunyi-sembunyi agar tidak diketahui orang lain. Kini mereka bebas-bebas aja membicarakan soal itu dengan bahasa yang "vulgar". Sekalipun itu dilakukan dalam ajang arisan.

Begitulah potret hidup manusia sekarang yang diungkap oleh Dr Irena Sakura Rini MARS, Sp.BP, ahli bedah plastik dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, yang hadir di acara peluncuran produk lensa kontak merek FreshKon, di Hotel Intercontinental Mid Plaza, Jakarta.

Menurut Dr Irena, dua sampai tiga tahun belakangan ini banyak pasiennya yang mengambil janji untuk melakukan bedah plastik. Tidak hanya wanita saja, tapi juga para pria yang ingin membentuk bagian tubuhnya biar kelihatan proporsional.

"Membicarakan bedah plastik sudah seperti gaya hidup manusia zaman sekarang. Dahulu masih menjadi obrolan privat, sekarang sudah bisa didiskusikan oleh banyak orang di tempat umum sekalipun," jelasnya.

Menurut pengalamannya, di tempat-tempat arisan juga sedang nge-tren para ibu-ibu mendatangkan pakar atau dokter ahli bedak plastik untuk sekadar berbagi ilmu. Mereka yang tertarik, tidak jarang langsung membuat janji dengan dokter untuk melakukan pemangkasan lemak, misalnya.

"Tren sekarang banyak wanita melakukan bedah plastik pada bagian yang mudah terlihat, seperti lengan. Sementara dulu, wanita masih suka melakukan bedah plastik di daerah yang tersembunyi, seperti area payudara," jelasnya.

Dr Irena menambahkan, keinginan tampil menarik dengan metode bedah plastik pun juga menjalar pada sosok para pria. Mereka yang mengaku sudah berlatih di pusat kebugaran rupanya belum secara maksimal mendapatkan tubuh yang ideal. Salah satu solusi ampuh yang bisa mereka jalani adalah melakukan bedah plastik.

"Para pria biasanya lebih konsen melakukan bedah plastik sekadar untuk membentuk badan, bukan pelangsingan yang seperti dilakukan para wanita," katanya.

"Pria tidak muluk-muluk dengan hasil yang didapatkan, sementara wanita sangat berharap dengan target. Ciri lainnya, pria lebih tenang selama proses pengerjaan bedah plastik, sedangkan wanita masih sering panik. Makanya yang terjadi sekarang wanita seringkali membawa beberapa teman untuk diajak ke klinik atau rumah sakit," tukasnya Hidup Sehat Tanpa Operasi
20.00 | 0 komentar | Read More

Penerang Ruangan Mewah Ilegan

Penerang Ruangan Mewah Ilegan KRISTAL swarovski ataupun batu alam memang biasa dipakai sebagai elemen pemanis busana. Termasuk juga dipakai sebagai materi utama pembuatan aksesori mewah. Namun untuk diaplikasikan sebagai detail pada lampu hias memang sangat jarang terjadi.

Peluang itulah yang membuat desainer aksesori Rinaldy untuk membuat lampu-lampu hias yang tak hanya berkesan sederhana. Tapi lebih glamor, layaknya sebuah gaun haute couture yang sedang dipajang di atas panggung.

"Ciri mewah memang selalu melekat pada karya saya. Makanya untuk hiasan lampu pun saya juga ingin memberikan kesan seperti itu," kata Rinaldy saat ditemui okezone di butiknya, Jalan Gedong Panjang 46/18, Jakarta Utara, baru-baru ini.

Meski koleksinya belum disiarkan secara resmi, namun pemilik nama lengkap Rinaldy Arviano Yunardi ini mengaku sudah mendapatkan banyak permintaan dari klien setianya. Peluang ini tentu saja menuntut dirinya makin serius menggeluti bidang baru ini.

"Mengerjakan hal baru buat saya adalah tantangan. Tidak hanya kepuasan batik yang saya cari, tapi juga demi eksistensi bisnis di kemudian hari," jelas Rinaldy.

Mengenai model lampu yang dia tawarkan, pastilah tak lepas dari tren lampu yang sedang berkembang. Namun mengingat masih baru di bidang ini, koleksi Rinaldy yang sekarang ini masih berwujud lampu yang modelnya terintegrasi dari gaya klasik dan modern.

"Sama halnya dengan busana, dalam menciptakan sebuah lampu juga harus mengikuti arahan tren. Bisa tren dari luar negeri ataupun dari negeri sendiri," jelas Rilandy yang berencana akan membuat even besar di tahun ini.

Pun begitu, tak selamanya tren yang sedang berjalan di suatu masa bisa sesuai dengan keinginan pribadi. Makanya Rinaldy coba kompromikan dengan karakter pribadi dan juga pangsa pasar yang akan ditujunya nanti.

"Tren itu sifatnya tentatif. Kadang sesuai, tapi terkadang juga jauh dari keinginan kita. Makanya saya harus pintar memilih tren yang memberikan nilai lebih pada produk saya," pungkasnya Penerang Ruangan Mewah Ilegan
19.58 | 0 komentar | Read More

Faktor Lingkungan Menentu Kesehatan

Faktor Lingkungan Menentu Kesehatan PARA peneliti dari Kanada menyatakan bahwa seorang ibu yang depresi, gelisah, dan stres terus menerus bisa meningkatkan risiko asma pada anaknya sebesar 25 persen. Peneliti dari Universitas Manitoba- Kanada Anita Kozyrskyj menyatakan, risiko asma meningkat terkait dengan stres yang dialami ibu. Sementara itu, faktor lain dari lingkungan tidak menjelaskan ada kaitannya yang kuat dengan asma.

Kesimpulan penelitian itu berdasarkan analisis catatan medis 14.000 anak-anak yang lahir di Manitoba pada 1995 lalu. Tim peneliti yang dipimpin Anita Kozyrskyj menganalisis catatan medis anakanak itu hingga 2003, yang diambil dari Pelayanan Kesehatan Manitoba.

Para peneliti menelaah data tentang anak-anak yang divonis mengidap asma pada usia tujuh tahun melalui analisis kunjungan dokter, perawatan rumah sakit, dan pengobatan. Mereka juga melihat catatan medis ibunya, termasuk kunjungan dokter, perawatan rumah sakit, maupun pengobatan untuk depresi dan kegelisahan. Kemudian, data-data ini dikelompokkan dengan kategori tidak ada stres,stres pascamelahirkan, stres jangka pendek, dan stres jangka panjang.

"Kami menemukan bahwa stres pada ibu di luar stres pascamelahirkan sangat terkait dengan meningkatnya risiko asma anakanak pada usia sekolah," papar Anita, yang hasil studinya dipublikasikan dalam American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine.

Faktor Lingkungan Menentu Kesehatan Efek asma ini akan berlangsung terus-menerus dan tidak dipengaruhi faktor jenis kelamin, jumlah pendapatan, jumlah saudara, dan keturunan -termasuk faktor lingkungan tempat tinggal anak, baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan.

Memang risiko asma tampak lebih kuat pada anak-anak dari rumah tangga dengan pendapatan tinggi dan memiliki lebih dari satu saudara. Namun, ditambahkan Anita, alasan itu tidaklah terlalu jelas kebenarannya. Risiko meningkatnya asma memang terkait dengan ibu yang stres. Sebab, ibu yang stres tersebut kurang memberikan air susu ibu (ASI) untuk anaknya. Bahkan, mereka sering merokok.

"Ibu yang depresi juga kurang berinteraksi dengan bayinya. Studi yang kami lakukan pada hewan pun demikian. Berkurangnya perhatian dari induk akan mengakibatkan bayinya stres dan sistem kekebalan tubuhnya menurun. Namun, kami tidak mengira bahwa hal yang sama juga berlaku terhadap manusia," tuturnya.

Anita menambahkan, studi ini unik karena karakter efek dari stres berkepanjangan ibu juga berisiko menyebabkan asma pada anak yang normal dalam beberapa tahun kemudian.

Namun, dia mengingatkan bahwa stres hanyalah salah satu faktor penyebab asma pada anak dari beberapa faktor lainnya. Faktor lain penyebab timbulnya asma, antara lain faktor genetik dan lingkungan, termasuk kebiasaan ibu yang merokok ketika mengandung.

Berdasarkan data Universitas Manitoba, di dunia terdapat lebih dari 300 juta orang menderita asma, 22 juta di antaranya di Amerika Serikat (AS). Gejala penyakit yang tidak bisa disembuhkan ini, yaitu napas pendek, mendesah, batuk, dan sesak dada Faktor Lingkungan Menentu Kesehatan
19.56 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger